Jumat, 22 Maret 2013

MEMAHAMI TENAGA DALAM SINAR PUTIH SEBAGAI TENAGA MEDAN BIO MAGNETIK DAN BIO ELEKTROMAGNETIK


1. PEMADUAN DAN PENYIMPANAN TENAGA DALAM SINAR PUTIH
 a.      Peran Gerakan Jurus
Medan magnet dan elektromagnet mengandung, mengimbas dan memencarkan tenaga. Berdasarkan bentuk-bentuk geometrik organ tubuh maka beberapa organ merupakan tempat terjadinya pemaduan medan magnet, sekaligus sebagai sumber imbasan atau pemancarannya. Bentuk geometrik yang dimaksud adalah bentuk lurus, lingkaran tertutup (loop) dan terdapatnya aliran balik dari darah.
Lurusnya lengan akan terpancar medan dari telapak tangan, gerakan-gerakan yang membentuk loop seperti bertemunya kedua telapak tangan dan melengkungnya lengan, serta ujung-ujung runcing dari organ tubuh seperti ujung jari dan ujung siku adalah posisi terpancarnya medan.
Berdasarkan pengertian tersebut maka gerakan 10 jurus dasar dapat dimengerti sebagai penguatan pemaduan medan dan tenaganya. Gesekan-gesekan pada bagian badan adalah upaya fisik melancarkan peredaran darah dan kepekaan syaraf serta melakukan imbasan pada daerah tersebut yang merupakan konsentrasi urat-urat darah dan kelenjar hormonal. Suatu rangkaian gerakan seperti pada tingakahan, pantek, mahdi, syahbandar, dan seterusnya adalahsecara terpadu mengaktifkan tubuh untuk menghasilkan medan magnet yang kuat dengan arah dipol tertentu. Diduga kedua telapak tangan dapat berfungsi seperti magnet tapal kuda.
Kedua telapak kaki harus menempel di bumi adalah agar terjadi proses pengisian jika kekurangan atau pembuangan tenaga medan yang berlebih di dalam tubuh.

b.      Penyimpanan Tenaga
Secara fisik suatu medan magnet terpolarisasi yang mengandung tenaga dan informasi dapat “disimpan” dalam zat yang juga magnetik (contoh nyata : pita magnetik, disket, compact disk, dsb). Penyimpanan tenaga dalam dapat bersifat sementara ataupun permanen. Proses penyimpanan adalah proses pengimbasan pada zat magnetik, dan dengan melalui kekuatan pikiran penyimpanan dapat dilakukan. Adapun zat magnetik yang baik untuk penyimpanan antara lain : Oksigen (O2, di dalam udara), air (H2O), darah (mengandung Fe), tanah liat, kristal yang mengandung zat paramagnetik, logam kelompok besi, kumparan logam (solenoid). Dengan kekuatan pikiran tenaga yang tersimpan di suatu tempat / benda dapat diambil kembali.
Adanya air dapat diminum orang, mengakibatkan tenaga seseorang dapat disimpan di tubuh orang lain melalui air tersebut.

c.       Konvergensi / pemadatan Medan Magnet Alam
Distribusi material magnetik di bumi tidaklah homogen (serba sama), maka medan magnet bumi di tiap titik muka bumi juga tidak selalu sama. Pada tempat-tempat dimana terdapat material magnetik seperti batuan yang mengandung mineral logam kelompok besi, maka terjadi konvergensi / pemadatan medan. Gejala ini disebut anomali magnetik. Anomali magnetik juga dapat terdeteksi melalui alat ukur magnometer. Untuk anomali yang amat kecil magnometer tidak bisa mendeteksinya, dibutuhkan kepekaan yang lebih tinggi.
Adanya air atau sungai bawah tanah dimana di atasnya terdapat padang pasir yang kering akan menunjukkan gejala perubahan medan magnet, karena sifat paramagnetik air dan alirannya. Manusia yang peka akan medan magnet akan dapat merasakannya.


Jadi adanya seseorang yang menemukan sumber air dengan memegang suatu ranting kayu atau batang logam sebetulnyalah bagi seseorang yang peka akan medan magnet dapat melakukan “eksplorasi” magnetik untuk menemukan deposit mineral logam. Ini merupakan eksplorsi geofisika (lihat Gambar 4).





Gambar 4
Konvergensi medan magnet alam karena
deposit mineral atau air (sungai)




Gmbar 5
Sketsa Darah Solenoida


Pemadatan medan magnet bumi juga dapat dilakukan oleh manusia yaitu dengan membuat bangunan yang banyak menggunakan beton bertulang besi ataupun bentuk-bentuk logam “penangkap” medan seperti solenoida (kumparan logam). Sebagai contoh adalah uliran solenoida yang terdapat pada atap di selasar antara labtek (Laboratorium Teknologi) X dan Labtek XI di ITB di atas tangga yang juga mengulir (lihat skets di gambar 5).

Telah dibuktikan bahwa orang-orang yang peka akan terputar atau terdorong ketika konsentrasi pada posisi Jurus Satu. Jadi, bagi yang peka diminta berhati-hati jika berlatih dibawah atap tersebut, karena dapat terpelanting dan menumbuk tembok dinding atau tangga.
Konvergensi lain yang terjadi di alam adalah terdapatnya pusat-pusat magnetik “self dinamic” (dinamika diri) yaitu yang dihasilkan oleh makhluk hidup seperti : manusia, binatang, dan “makhluk halus”. Makhluk halus adalah medan magnet self dinamic, sehingga melalui proses imbasan dan tuning, seseorang dapat mendeteksi keberadaannya. Medan magnet kuat dari seseorang dapat menarik medan magnet makhluk halus, sehingga dekat dengannya atau mendorongnya jauh. Karakteristik medan magnet makhluk halus dapat dirasakan oleh orang yang peka melalui getarannya, suhu, sonik (suara), bau, atau rasa meremang.

d.      Getaran Tubuh
Interaksi antara medan magnet dipol tubuh manusia dan medan luar selain menghasilkan gerak makro (putaran, tarikan, dorongan) juga dapat menghasilkan gerak mikro berupa getaran tubuh (karena sifat elastis tubuh).
Sistem peredaran darah manusia dan kontraksi tubuh akan memberikan efek mekanis getaran dimana tiap-tiap orang mempunyai respon (tanggapan) gerak tertentu. Kekuatan pikiran orang tersebut dapat mengarahkan ke gerak karakteristik orang tersebut.
Prinsip ini digunakan dalam peralatan pendeteksian kejujuran atau kebohongan (lie detector).
Demikian juga respon ini dapat tercerminkan melalui getaran bandul sederhana yang dipegang oleh orang tersebut dalam posisi berkonsentrasi. Gerak bandul akan mengikuti kekuatan pikiran orang tersebut. Perintahkanlah untuk putar kanan, putar kiri dan gerak maju mundur (silahkan coba).


Demikianlah juga seseorang dapat “menera” dirinya untuk merespon jawaban “ya” dan “tidak” dari tubuhnya melalui kekuatan pikiran. Berkonsentrasilah dengan mengatakan “ya” dan perhatikanlah gerakan bandul tersebut, kemudian katakan “tidak” dan lihat respon gerakannya. Pola gerakan “ya” dan “tidak” seseorang akan tetap selamanya. Cara ini lebih jauh dapat digunakan untuk mengetahui jawaban sesuatu yang kita tidak tahu, tetapi tubuh dapat meresponnya, misalnya untuk mendiagnose penyakit seseorang. Silahkan coba cara berikut (lihat Gambar 6) :
Gambar 6
A= pendiagnosa : memberi  pertanyaan
B= yang mendiagnosa : tubuh menjawab


Pegang bandul sambil berhadapan dengan seseorang yang akan di diagnosa. Baik anda atau orang tersebut diminta berdoa berkonsentrasi dengan kekuatan pikiran mengaktifkan agar tubuh memberikan respon yaitu :
-         Seseorang tersebut merespon pertanyaan anda,
-         Anda sendiri menerima respon tubuh orang tersebut.

Jika anda mengetahui anatomi tubuh manusia, mulailah tanyakan misalnya: Apakah Bapak/Ibu Hasan (sebut nama) mempunyai sakit tenggorokan?
Perhatikan respon gerakan bandul yang anda pegang.
Demikianlah pertanyaan dapat disusun untuk menanyakan kesehatan seluruh bagian tubuh orang tersebut dan sampai detail.
Insya Allah informasi tersebut benar dan dapat diuji kebenarannya terhadap diagnosa medis oleh dokter.
Cara melihat gerakan bandul ini dapat digunakan untuk berbagai hal yang sifatnya tubuh dapat memberikan respon.

2. MENGIMBAS TUBUH ORANG LAIN
Seseorang dengan kemampuan menghasilkan medan magnet dan elektromagnet yang kuat (karena tingkat pendalamannya telah tinggi) dapat melakukan imbasan kepada orang lain untuk berbagai maksud (sebaiknya dilakukan untuk maksud baik). Berikut akan diuraiakan suatau analisis mekanistik mengapa proses imbasan tersebut bermanfaat.

  1. Imbasan Melancarkan Polarisasi Darah
Imbasan ini sebaiknya dilakukan oleh yang ahli (Pelatih yang Bertugas Membuka) kepada yang masih belajar. Dengan medan yang kuat dan dengan kekuatan pikiran yang terkonsentrasi dan doa kepada Allah Yang Maha Kuasa, Si Pengimbas melakukan pengimbasan pada bagian tubuh internal yang dapat mengalirkan peredaran darah dan fungsi syaraf agar kelenjar hormonal tertentu berfungsi ketika terjadi proses tekanan otot perut, tekanan pada organ internal efektif sehingga proses mekanisme mempolarisasi darah terbentuk. Kemudian latihan sungguh-sungguh akan menyempurnakan mekanisme tersebut. Pengimbasan ini sangat sugestif, yaitu yang diimbas perlu menerima dan memfungsikannya. Pada saat pengimbasan terjadi “tuning” resonansi yang baik.

  1. Imbasan Penyembuhan
Karena masing-masing bagian tubuh manusia memancarkan medan magnet maka akan terbentuklah “peta raga” magnetik manusia. Pandangan rasa seseorang yang berkemampuan seakan-akan seperti melihat foto rontgen. Proses hidup pada sel tubuh manusia membuat peta raga ini dinamik. Sebetulnyalah dapat diartikan, imbasan dari luar adalah interaksi medan magnet luar dengan peta raga ini. Kekuatan pikiran si pengimbas dapat melakukan “treatment” pada peta raga ini (dapat juga disebut raga astral).
Demikian dengan ridha Allah proses penyembuhan dapat berhasil. Komponen peta raga termasuk di dalamnya peta sel-sel penyakit atau kuman penyakit yang hidup. Sel penyakit akan menyerap sari makanan dalam darah untuk kehidupan, bahkan dapat menghancurkan butiran darah (Lihat Gambar 7). Sel terjadi dari plasma yang merupakan protein (rangkaian asam amino). Adanya atom aksigen membuat plasma tersebut paramagnetik. Kekuatan pikiran si pengimbas (penyembuh) akan mempolarisasikan secara kuat darah dan sel tubuh si sakit, sehingga berfungsi menuju normal dan menghentikan fungsi sel penyakit dengan memutar polarisasinya agar tidak menyerap sari makanan dari darah pada sel tubuh. Akibatnya sel penyakit kekurangan kekuatan untuk hidup dan darah putih dari si sakit dapat membunuh sel penyakit tersebut, serta oksigen dalam darah membakarnya. Banyak dan sedikit jumlah sel penyakit menjadi ukuran lama dan sebentar penyembuhan terjadi. Agar proses penyembuhan terjadi dengan baik, si sakit perlu menerima dengan baik proses imbasan tersebut. Kepada si sakit dapat diberikan secara langsung air yang telah diberi imbasan dan tenaga dan juga obat-obatan medis agar terjadi secara bersamaan proses penyembuhan secara kimia (penggunaan obat jangan berlebihan).

Cara pengimbasan dapat dilakukan dengan memasukkan tenaga, menarik / menyapukan tenaga dan atau melakukan pembilasan / flushing yaitu mengalirkan imbasan (lihat Gambar 7).



Gambar 7
Proses flushing darah



Pengimbasan untuk penyembuhan tidak tergantung pada jarak yang penting terjadi tuning (dapat melalui kontak telepon).












  1. Imbasan Preventif Bela Diri
Telah diuraiakan pada bagian terdahulu bahwa adanya pancaran medan magnet menghasilkan perisai terhadap datangnya debu elektrostatik. Ini merupakan sifat preventif.
Cara prefentif aktif adalah melakukan imbasan magnetik diarahkan dengan kekuatan pikiran untuk membentuk perisai yang dapat menolak tenaga yang akan menyerang. Perisai preventif ini dapat membatalkan niat orang untuk menyerang, orang tidak perhatian untuk menyerang atau menolak serangan yang membuat penyerang tertolak. Seseorang menyerang kita berarti melakukan “tuning” (negatif, ingin merugikan).
Dengan prinsip menyimpan tenaga, preventif bela diri dapat digunakan untuk melindungi barang dan seseorang dengan menyimpan imbasan menutupi barang dan seseorang tersebut.

  1. Imbasan untuk Komunikasi
Memancarkan medan imbasan dapat digunakan untuk menyampaikan informasi. Seseorang dengan suatu kepekaan dan melakukan tuning dengan si pemancar imbasan dapat menerima informasi tersebut. Proses ini disebut telepati. Latihan telepati dapat dilakukan dengan membayangkan suatu “benda” disimpan di suatu titik dan kemudian diduga oleh orang lain atau mencoba mencermati rasa atau dugaan perasaan yang terjadi.





Daftar Bacaan Khusus
Sheeler, Philip, Donald E, Bianchi, 1987, Cell and Molecular Biology,3rd, John Wiley & Son Inc.

1 komentar: